" HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG "

Senin, 07 Juli 2008

JALAN MENUJU SUKSES


Judul Buku : Brain Booster - The Roadmap to Success
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 979-22-2955-8; 20407071
Tebal : 184 Halamam
Ukuran : 13,5 x 24 cm

Tuhan menciptakan manusia lengkap dan sesuai dengan CitraNya, kita diberi semua tools lengkap yang dibutuhkan untuk hidup dan mengembangkan diri, software dan hardware yang lengkap bila itu komputer. Namun manusialah yang tidak mampu ataupun tidak tahu cara mengaksesnya dan menggunakannya.

Seringkali kita mengalami hidup yang buruk, kesialan, kesakitan dan masih ada seribu satu kejadian yang tidak kita kehendaki terjadi. Ujung-ujungnya memang kita pasrah dan mengatakan ini adalah nasib kita. Jadi memang kita sudah ditakdirkan untuk menjadi seperti ini.

Saya pribadi sebelum membaca buku ini juga berpendapat seperti itu. Saya merasa bahwa itu memang takdir yang harus di jalani.Tapi setelah membaca buku ini "Brain Booster" karangan AM Rukky Santoso, saya berpikir ulang dan saya mendapatkan banyak masukan berarti.

Brain Booster ini mengupas jelas kerja sistim tubuh kita sehingga diharapkan kita lebih menyayangi perangkat kita yang sudah di anugrahkan oleh yang Maha Kuasa. Diharapkan juga kita bisa hidup lebih baik, lebih bahagia dan lebih bermutu.

Dan alangkah bagusnya bila ini juga dapat di sampaikan pada anak-anak kita yamg masih bersekolah sehingga mereka secara dini bisa mempunyai hidup yang lebih berkualitas.

Sabtu, 05 Juli 2008

Manfaat Mengkonsumsi Ikan untuk kesehatan kita

Nilai gizi ikan bukan saja baik sebagai sumber protein hewani tapi ikan juga punya sumber gizi lain seperti vit A, yodium,mineral, Phospor dan Kalsium, di samping itu ikan juga rendah kolesterolnya.

Ikan laut, ikan tambak dan ikan tawar di negeri kita yang banyak terdapat sumgai dan danau maka dengan sendirinya menjadi salah satu bahan makanan rakyat kita. Apalagi sekarang seni memasak yang sedang berkembang pesat maka ikan menjadi olahan yang sangat nikmat dan bergizi tinggi.

Beberapa keunggulan ikan;
- Ikan berkalori rendah sehingga dapat menjaga kelangsingan tubuh.
- Kandungan lemak pada sebagian besar ikan sangat rendah, dan lemak ini sebagian besar juga
bukan lemak jenuh.
- Ikan sangat mudah di cernakan. Ini sangat penting bagi mereka yang bermasalah dengan pencernaan.
-Karena ikan kaya akan zat besi, phospor dan iodine maka semua ini sangat berguna bagi tubuh
kita untuk metabolisme, untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik & mental serta hemoglobin dalam darah.
- Ikan sangat mudah di olah serta waktu memasak juga relatif singkat. Jadi zat gizi masih cukup
baik.

Melihat begitu banyak keunggulan ikan maka tidak heran bila ikan juga menghindarkan diri kita dari sakit jantung sebab ikan mengandung asam lemak Omega 3 yang dapat mempengaruhi fungsi dinding pembuluh darah dan penggumpalan fungsi trombosit dapat dikurangi.

Oleh sebab itu ada baiknya kita menghidangkan ikan dalam menu harian kita minimal satu atau dua kali seminggu. Selain lezat, kebutuhan gizi kita juga terjamin.

Senin, 30 Juni 2008

Kemurahan Tuhan

Seorang tetangga saya anaknya mendadak pendarahan parah, terjatuh duduk karena penglihatan tiba-tiba menjadi gelap kemungkinan besar anemia parah yang tidak disadari sejak lama. Setelah pingsan sesaat tahu-tahu siuman sekelilingnya sudah penuh dengan darah kental berbau busuk ntah dari mana keluarnya juga tidak terasa.

Segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Dua minggu di rumah sakit tak ada kemajuan berarti dan hasil pemeriksaanpun berjalan di tempat, katanya demam berdarah parah.Berdasarkan apa dokter berkesimpulan begitu sayapun tidak berani bertanya ketika orangtuanya bercerita.

Hari-hari selanjutnya si anak seperti drakula setiap di transfusi darah, HB nya akan kembali pada
titik terendah .Sehingga demikian berlangsung sampai beberapa saat.

Akhirnya oleh orangtuanya di pindah ke rumah sakit yang lebih baik di Surabaya, ketika kondisi agak membaik. Setelah melalui pemeriksaan yang cukup lama, sekitar dua minggu di simpulkan
oleh dokter bahwa sumsum tulang belakangnya tidak berfungsi dengan baik. Walaupun orangtuanya tidak mau berterus terang saya merasa ini gejala atau menuju leukimia. Tanda-tandanya persis seperti yang saya baca di buku, tapi saya tidak berani mengatakannya karena kawatir tersinggung.

Dalam keadaan seperti itu wajar bila tiap orang akan takut menghadapi kenyataan tapi seharusnya kita harus belajar memberanikan diri menghadapinya. Tetangga saya tidak berani bertanya apa-apa pada dokter, keinginannya cuma anaknya dapat di sembuhkan.

Kadang terasa aneh karena anak tersebut sebelumnya sangat aktif ikut organisasi di sekolahnya, seorang puteri usia 16 tahun. Tidak pernah sakit macam-macam, bahkan mengeluh pusingpun tidak pernah. Sekarang ambruk dan terlihat sangat parah. Mungkin juga karena kurang asupan makanan karena dengan kegiatan yang seabrek anak tersebut makannya sangat sedikit dan tidak teratur.

Disinilah kemurahan Tuhan terbukti, dengan segala upaya dokter yang terlihat lambat, anak tsb dapat di sembuhkan dengan pengobatan alternatif.

Saya mengambil hikmah yang banyak sekali dari kejadian tsb, bahwa kita sebagai manusia sering tidak menyadari bahwa berkat kemurahan Tuhanlah setiap hari hidup kita berjalan lancar. Seharusnya kita selalu ingat yang di atas, tapi sebaliknya kita lebih banyak lupanya ketika everything is okay.

Tidak kali ini saja, tapi banyak kali kejadian-kejadian yang menunjukkan kebesaran Tuhan. Berjalanlah beriring dengan Tuhan maka semuanya akan dibukakan jalan bagi kita. Amin.

Minggu, 22 Juni 2008

selasa bersama morrie

Judul : Selasa Bersama Morrie
Sub Judul : Sebuah Kisah Nyata Pelajaran tentang Makna Hidup
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : II, Maret 2002
ISBN : 979-655-992-7
Tebal : 209 Halaman
Jenis : Kisah Nyata
Harga : Rp 35.000,-

Tak seorangpun yang mampu memundurkan arah jarum jam dan mengulang semua yang terlanjur kita perbuat. Namun tidak ada istilah terlambat dalam hidup ini.

Prof. Morrie terus berubah sampai hari ketika ia mengucapkan selamat tinggal. Ia seorang coach dan guru sejati yang mengajarkan tentang makna hidup yang sesungguhnya.

Hidup memang merupakan rangkaian peritiwa yang menarik apalagi bila menyangkut hubungan antar manusia.

Kuliah sang Profesor tak pernah berakhir meskipun hidupnya sendiri telah selesai.

Selasa, 17 Juni 2008

Potret Remaja

Baru-baru ini kita di kejutkan oleh Geng NeRo (Neko-neko diRoyok).Pelakunya adalah remaja puteri siswa putih biru dan putih abu-abu di Pati, Jawa Tengah. Kejadian ini membuat kita harus
prihatin pada remaja-remaja kita yang mungkin kurang pengawasan dari orang tua maupun pihak sekolah.

Remaja cenderung mencari identitas diri, kebetulan jalan yang di pilihnya salah. Mereka ingin menunjukkan eksistensinya tapi caranya salah. Memang tidak semua remaja seperti itu, tapi dari yang sedikit ini orang tua yang mempunyai putera-puteri remaja haruslah waspada. Apalagi geng NeRo ini beranggota remaja puteri yang akan menjadi seorang ibu dan mendidik anak-anaknya kelak penerus bangsa.

Saat ini memang serba sulit menjadi orang tua, terlalu perhatian hingga mengekang anak juga tidak suka, terlalu los jadi kebablasan tapi orang tua jangan berkecil hati cobalah untuk mendidik dengan cara lebih pada pendekatan sebagai sahabat dan lebih terbuka lagi antara orang tua dan anak. Saya memang bukan psikolog tapi dari pengalaman yang ada bila kita dan anak belajar terbuka biasanya anakpun akan demikian sehingga kita bisa mengikuti perkembangannya, di samping itu jangan pernah memberi contoh anak untuk berbohong hingga apa yang di ceritakan si anak benar adanya juga.

Semoga geng NeRo ini bisa membuat remaja lain tidak akan mengikuti jejak mereka yang salah.Bila mau mencontoh contohlah anak-anak yang bisa mengisi waktu mereka dengan hal-hal berguna seperti ngeband, bermusik, olah raga ataupun yang berprestasi di olimpiade fisika dan lainnya. Tanpa mereka berbuat hal negatif saja masa depan yang akan di hadapi sudah cukup sulit, apalagi bila di keluarkan dari sekolah dan mungkin akan menghadapi tuntutan penjara.

Orangtua yang sudah bersusah payah membiayai sekolah mereka seolah sia-sia. Menangispun tidak berguna. Jadi bagi remaja-remaja jadilah anak yang baik, raihlah cita-cita setinggi mungkin sehingga masa depan kalian cerah. Jangan sampai menyesal kemudian sudah tak berguna.

Senin, 16 Juni 2008

Obat Di Sekitar Kita

Semakin majunya ilmu pengetahuan di bidang medis, yang dikuti oleh makin banyaknya penemuan baru obat-obatan, di satu sisi memang merupakan berita baik bagi kita semua tapi di sisi lain membuat kita meninggalkan obat-obatan tradisional yang ada di sekitar kita. Banyak alasan yang menjadikannya demikian, masyarakat perkotaan yang sibuk hingga merasa kurang praktis dan serba repot, ataupun ragu karena kasiatnya yang lamban.

Padahal kalau kita mau memcobanya banyak sekali manfaatnya di samping harga yang lebih murah serta lebih sehat mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini.

Berikut ini beberapa di antaranya:

Tekanan darah tinggi, dapat diobati dengan kunyit yang telah di kupas sebanyak lima ibu jari. Setelah di parut minumlah perasaan airnya. Setiap pagi dan malam sampai anda benar-benar sehat.

Sakit gigi, dapat di obati dengan daun sirih dan gambir. Lalu di tumbuk setelah halus masukkan ke dalam gigi yang berlubang. Perlahan gigi yang sakit akan sembuh.

Asam Urat, di obati dengan2 buah labu siam yang masih segar dicuci bersih bersama kulitnya, di parut lalu peras airnya. Minum air perasannya 2x dalam seminggu. Cukup 4x kali minum saja sudah cukup.


Cobalah pasti ada manfaatnya.

Rabu, 11 Juni 2008

Kejutan Cinta

Judul : Perkawinan Antar Bangsa - Love and Shock!
Penulis : Hartati Nurwijaya
Penerbit : Restu Agung
Jumlah Halaman : 226 lembar (15 x 23 cm)
Harga : Rp. 50.000,-
ISBN : 979-007-045-4
Kategori : Sosial, Budaya, Antropologi

Bagi sebagian besar dari kita, mungkin membayangkan kawin campur dengan orang asing adalah satu hal yang menyenangkan sekaligus membanggakan. Kita membayangkan hidup yang bakal luar biasa nantinya, daripada kawin dengan orang yang satu bangsa, yang kurang ada sensasinya.

Mungkin sebenarnya ini merupakan perasaan kagum terhadap hal-hal yang baru yang belum kita ketahui, atau anggapan kawin dengan orang asing itu berarti akan hidup mewah, atau kebanyakan dari kita menghargai terlampau tinggi terhadap orang asing. Nanti, setelah Anda membaca buku LOVE and SHOCK karangan Hartati Nurwijaya ini Anda akan tahu lebih banyak, suka duka perkawinan yang beda budaya dan etika ini secara jelas.

Ternyata, disamping kawin campur ada kelebihannya yaitu anak campuran lebih unggul dalam hal bahasa, secara fisik dan wajah Nampak lebih cantik dan tampan, juga ada sisi yang tidak mudah untuk dijalani, orang tua harus berjuang keras sebelum mimpi yang indah benar-benar terwujud sesuai harapan. Bahkan, kehidupan yang serba kecukupan belum tentu seperti yang dibayangkan.

Perkawinan adalah suatu masa dimana kita belajar saling menyesuaikan diri dalam segala hal untuk bisa hidup dengan rukun dalam satu tempat tinggal.

Dimana, setiap pasangan tentu berharap bisa hidup bahagia dan kenyataan yang terjadi sesuai harapan. Sebenarnya yang namanya perkawinan entah itu perkawinan satu suku, satu bangsa ataupun kawin campur yang berbeda agama, pasti akan ada masalah karena bertemunya dua pribadi yang berbeda apalagi bila masing-masing kekeh dengan pendirian masing-masing. Namun seperti juga dalam semua permasalahan hidup yang terpenting adalah niat dan kemauan dari kedua belah pihak untuk berusaha berkompromi, yang pasti harus bisa saling mengalah untuk memahami, saling member agar bisa menerima, saling memperbaiki dan saling mengisi.

Beberapa dari pelaksana kawin campur ada yang sungguh-sungguh membuka hati mereka dengan tulus untuk berbagi segala suka dan duka tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dan, saya angkat topi, sebab meskipun terlihat sepele pokok permasalahan yang dihadapainya, belum tentu akan terpikir oleh kita yang terjadi sesungguhnya adalah demikian. Dengan gaya bahasa keseharian yang gampang dicerna membuat buku ini enak dibaca dan perlu, meskipun tebalnya 211 halaman.

Didalam buku tersebut, beberapa pelaksana kawin campur wanita Indonesia dengan pria berkebangsaan Yunani, Rusia, Belanda, Swedia, Italia dan Swiss berbagi pengalaman mereka; bagaimana awal perkenalan mereka, bagaimana mereka mengambil keputusan untuk menikah dengan orang asing, bagaimana reaksi keluarga masing-masing serta berbagai kejutan-kejutan yang tentu tidak semuanya terpikirkan oleh mereka saat mengambil keputusan untuk menikah. Seperti halnya Dalida yang pernah bersuamikan orang Australia; bagaimana dia berjuang meyakinkan orang tua yang tidak setuju, namun setelah punya anak malahan mereka bercerai, karena banyak masalah yang timbul diluar dugaan mereka, yang berhubungan dengan masalah sosial, budaya dan politik saat itu. Namun, Dalida tidak kapok dan suami keduanya adalah pria berasal dari Yunani, nyatanya mereka malah bisa hidup bahagia. Tidak semua orang asing itu sulit dipahami. Sebenarnya, kita harus sadar bahwa ada hal-hal tertentu yang bisa terjadi diluar kendali diri kita, tidak peduli kita bersuamikan siapapun bangsa apapun. Memang, sebaiknya kita tahu latar belakang dan asal usul orang tersebut sebelum memutuskan untuk menikah dengannya.

Mereka yang bersuamikan orang asing belum tentu subur dan makmur hidupnya, bertaburkan kemewahan seperti yang kita bayangkan. Banyak wanita Indonesia yang sudah mempunyai karir cukup bagus, menikah dengan pria asing dan diboyong ke negara asal suami, ia harus memulai lagi dari titik bawah atau harus puas menjadi ibu rumah tangga saja. Bagi yang sudah terbiasa bekerja tentu menjadi ibu rumah tangga adalah satu pengorbanan yang sangat besar, tentu menjadi siksaan tersendiri. Apalagi tinggal di negara yang kita belum kenal betul budaya dan lingkungannya. Bila ingin bekerja lagi di negara suami tentu juga harus berjuang dari bawah, padahal jabatan sebelumnya di Indonesia cukup mapan. Disinilah ego dan cinta dipertaruhkan, yang menjadi masalah adalah cinta bisa luntur juga perlahan-lahan, bila terlalu banyak tekanan yang dihadapi. Peran serta suami sangat dibutuhkan untuk memberikan semangat dan dorongan pada istri agar bisa terus belajar untuk menjadi kuat.

Disamping masalah tersebut, kadang didalam keluarga juga terjadi masalah dengan mertua, mertua yang merasa tersaingi dengan menantu wanita dan ini akan menjadi beban tersendiri, karena sudah jauh dari sanak famili tapi kurang diterima oleh keluarga suami, bila mental tidak kuat tentu memilih untuk berpisah saja.

Namun, perkawinan campur ini biasanya tidak terlalu menjadi masalah besar bila si wanita sudah mengenal baik budaya dari negara suami seperti halnya Sofie. Sofie sudah terbiasa bekerja di luar Indonesia sehingga segala macam kejutan juga terasa lebih ringan dan bisa dihadapi lebih tenang dan santai.

Sejak awal buku ini memang lebih menuntun bagi mereka yang ingin ataupun sedang menuju kawin campur atau mereka yang bercita-cita ingin kawin dengan orang asing karena berbagai faktor, apalagi perkembangan teknologi sekarang ini lebih membuka kesempatan ke arah itu. Tidak sedikit mereka yang menikah lewat perkenalan di internet saja. Bertemu sekali langsung menikah, ini tentu saja akan lebih banyak menemui kesulitan. Jadi, bila Anda memang termasuk dalam kelompok tersebut, Anda berjalan pada jalur yang benar dan tepat untuk membaca buku ini sebagai panduan, pedoman dan pertimbangan agar Anda kelak lebih siap mental bila menghadapi masalah di negara asal sang suami.

Didalam buku ini juga cukup banyak dibeberkan kebiasaan dan budaya dari beberapa negara pemberi kesaksian dan ini akan menjadi tambahan bekal Anda nantinya. Namun, saya merasa buku ini cukup akan membuat kita berpikir dua kali untuk menikah dengan orang asing. Sepertinya banyak sekali masalah-masalah yang kan timbul, padahal masalah-masalah tersebut juga pasti banyak dialami juga oleh kita yang menikah satu bangsa, tapi berbeda suku (di Indonesia hidup beragam suku). Hanya saja, ini menjadi berbeda karena terjadi di luar negeri; perbedaan-perbedaan budaya lebih tajam, sebab secara fisik sudah terlihat sangat berbeda dari kita orang Indonesia.

Buku ini sangat membantu, karena ditulis berdasarkan kisah nyata, kesaksian dari si pelaku yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Hal-hal sepele tapi akan menjadi besar jika tidak kita ketahui.

Apapun itu adalah keputusan pribadi untuk menikah dengan siapapun, bangsa apapun. Setiap orang mempunyai jalan hidupnya sendiri-sendiri dan buku ini akan membantu Anda atas pilihan tersebut.

Hee Ah Lee “Sang Pianis” Capit Kepiting



Judul : The Four Fingered Pianist

Sub Judul : An Inspiring True Story of Hee Ah Lee

Pengarang : Kurnia Effendi

Penerbit : Hikmah (Mizan Group)

Cetakan : I, Februari 2008

ISBN : 978-979-114-136-0

Jumlah : 277 Halaman

Bonus : VCD

Harga : Rp 69.000,-

Kategori : Biografi

Hee Ah Lee dari Korea yang lahir kurang beruntung dengan segala keterbatasannya. Ia menderita Lobster Claw Syndrome, yaitu hanya mempunyai 4 jari tangan yang mirip capit kepiting, dibesarkan oleh sang ibu, Woo Kap Sun, yang amat mencintainya.

Semangat Ibu yang luar biasa dan berkat perjuangan sang ibu yang tidak mengenal putus asa memberi dorongan pada Hee Ah Lee untuk berlatih piano. Piano yang awalnya merupakan terapi justru akhirnya memberi banyak keuntungan, khususnya hiburan, keberanian dan perasaan bersyukur.

Sang ayah meninggal akibat sakit lumpuh yang lama hingga kini Hee Ah Lee hanya hidup bersama
ibunya, berdua saja.

Pada akhirnya segala perjuangan Hee Ah Lee dan Woo Kap Sun (ibunya) berbuah manis, kini dengan permainan pianonya ia banyak melakukan konser ke luar Korea. Namanya banyak di kenal, konser-konsernya selalu dipenuhi penonton. Ia memberikan motivasi yang baik kepada semua yang mengenalnya. Keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya, asalkan kita mau berusaha jalan kesuksesan pasti akan terbuka. Hee Ah Lee tetap bisa berbahagia dengan apa yang ia punya, senyum manis senantiasa terhias di wajahnya.

Sesuai namanya, Hee artinya suka cita, Ah adalah tunas yang terus tumbuh sedangkan Lee merupakan nama keluarga. Hee Ah akan terus tumbuh dengan cintanya, semangatnya yang di sebarkan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang pernah di kunjunginya dalam konser sehari.

Buku karangan Kurnia Effendi yang diterbitkan oleh Hikmah ini cocok di baca oleh semua kalangan tanpa kecuali untuk memotivasi kita dalam mencapai harapan kita. Dibaca sepintas memang buku ini biasa saja, tapi bila kita renungkan maka kita akan peroleh hikmah yang dalam. Betapa, kita yang sempurna sering kali mengeluh, malas dan putus asa sehingga kurang bersyukur. Kita harus bisa memaksimalkan diri dan memampukan setiap yang ada pada diri kita dengan semangat kita dan Tuhan pasti membantu jalan kita.

Sudahkah Anda bersyukur hari ini?

Sabtu, 07 Juni 2008

Tangisan Hati Anak Terbuang

Ibu,
ada satu hal yang sangat ingin kudapatkan.
Bila kukatakan mungkin seluruh dunia akan menertawakanku.
Sesuatu yang pernah kudapatkan sepanjang hidupku dan sangat kuimpikan.
Dia bukan barang atau harta dunia yang berlimpah,
tapi satu pelukan hangat dari seorang ibu.
Ya....pelukan hangat di sertai kata-kata,"Jangan takut ibu akan selalu melindungimu"
Itulah yang sangat kuharapkan ibu,
walau aku tahu aku tak mungkin mendapatkannya.

Aku ingin ketika aku takut,
ketika aku sedih,
ketika aku kawatir dan masih banyak lagi ketika...
ketika...
dan ketika dimana ibu selalu ada untukku.

Ibu,
apa engkau tahu betapa kesepiannya aku kini?
apa engkau juga tahu sampai kini aku sangat merindukan sosok seorang ibu yang kuidolakan?

Aku ingin bertanya,
Mengapa sebagai ibu engkau tak pernah mengkhawatirkanku?
dan engkau tak pernah mencariku?
bahkan engkau membuang aku?

Padahal ibu,
katanya,
surga ibu ada dibawah telapak kakimu.

Senin, 02 Juni 2008

SPIRITUALITAS HUKUM KRITIS



Judul : Mestakung
Sub Judul : Rahasia Sukses Juara Olimpiade Fisika

Pengarang
: Prof. Yohanes Surya
Penerbit
: Hikmah
Edisi : Soft Cover

Cetakan : I, Nopember 2006

ISBN :
979-114-0243
Jumlah
: 184 Halaman
Harg
a : Rp. 33,500
Kategori
: Kisah Nyata, Inspirasional & Spiritual

Mestakung sering kita alami sehari-hari namun kita tidak menyadarinya. Teori Mestakung adalah teori sederhana yang sering kita alami tanpa kita sadari selama ini.
Dalam setiap hal bila kita sudah terjepit maka pasti akan berusaha mencari jalan semaksimal mungkin untuk bisa menyelamatkan diri. Begitulah kira-kira Mestakung itu. Mestakung (Alam Semesta Mendukung) ini di kupas dan di terapkan oleh Prof. Yohanes Surya,Ph.D dalam kehidupannya sehari-hari sehingga beliau bisa sukses seperti sekarang ini, dan juga sukses membawa anak-anak Indonesia meraih juara Olimpiade di luar negeri.

Disamping Mestakung tentu kita juga harus berani melangkah, tekun berusaha dan di samping itu jangan lupa pada Sang Pencipta, banyak berdoa.

Buku ini sangat ringan di baca, mudah dipahami dengan bahasa sehari-hari dan tidak membosankan karena tidak terlalu panjang. Menurut hemat saya sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak yang remaja. Buku ini bisa memotivasi mereka dalam belajar untuk mencapai cita-cita mereka ke depannya. Sebab dalam buku ini sudah banyak pembuktiannya. Apalagi bila kita termasuk pelajar yang ekonominya biasa-biasa saja, supaya ada pengharapan yang positif. Saya pribadi juga sangat berharap dan berusaha agar anak saya pun yang bermusiknya sudah
lumayan baik bisa mendapatkan kesempatan yang baik ke depannya. Tentu saja ini bukan harapan yang kosong karena Mestakung pasti terjadi. Yakin
lah akan hal itu!

Sabtu, 31 Mei 2008

Cerita Hidup

Hidup di jaman begini manusia memang serba aneh. Anak yang pertama, Greta, sekolah di Sang Timur Jakarta berharap bisa mempunyai kesempatan yang lebih baik menempuh pendidikan di sana. Disamping keinginannya untuk menambah ketrampilan bermain piano. Jakarta memang serba lengkap tapi juga perlu perjuangan yang berat untuk menaklukannya. Karena tinggal di Bojong terpaksa ikut antar jemput yang di sebutnya milik tante Leony. Mampu membayar antar jemput dan berlaku baik pada supir juga bukan jaminan bahwa akan diperlakukan sama oleh supir antar jemput. Sudah merupakan kebiasaan anak-anak bila pulang sekolah tidak selalu sama jadwal tiap kelasnya, dan bila ini terjadi maka si anak akan di tinggal lalu di suruh ikut jemputan yang harus menunggu 2-4 jam lagi. Selama ini tidak ada yang protes karena bagi yang kaya tinggal minta di jemput orang tua. Dan bagi yang tidak bisa terpaksa menunggu selama itu padahal perut sudah keroncongan ditambah panasnya udara tengah hari. Tidak seharusnya anak-anak di perlakukan seperti itu karena keluar telat adalah dari pihak sekolah bukan pribadi.Dan bila ditanya :"Pak kog lama ?" maka si supir akan menjawab :"Kalau mau ikut yang nunggu aja kalo nggak suka pulang aja sendiri" dengan nada sengak. Begitu sombongnya si supir sebagai manusia. Begitu banyak orang tidak ada pekerjaan, supir yang punya pekerjaan malah tidak mensyukuri sama sekali berkat yang ada. Dari mana ia menerima gaji kalo bukan dari uang bulanan anak-anak kami. Melapor ke sang pemilik sami mawon saja.

Lain lagi ceritanya dengan Ian, anak kedua yang masih SD dan sekolah di St. Maria Sidoarjo.
Di sini uang antar jemput harganya amat eksklusif sekali bersaing dengan uang sekolah, keduanya hampir seimbang bahkan lebih mahal uang antar jemput. Para ibu-ibu yang dasarnya sudah kaya ingin bertambah kaya lalu mengantar anak dan sambil antar jemput. Dari rumpi mereka membentuk paguyupan antar jemput lalu membuat tarif sendiri yang diluar jangkauan dan bila tidak masuk paguyupan maka tidak boleh mengadakan antar jemput (kecuali anak sendiri). Badan yang mereka bentuk adalah untuk mensejahterakan mereka tapi mereka dalam menetapkan harga tidak mempertimbangkan bahwa ada orang tua kurang mampu yang juga anaknya sekolah di situ dan ikut antar jemput. Celakanya suster yang nota bene kepala sekolah pun kelihatannya setuju-setuju saja. Apakah semua ini karena penampilan sekolah yang terlihat mewah sehingga memunculkan pikiran bahwa yang sekolah di situ pasti mampu?

Itulah gambaran hidup jaman sekarang tidak ada lagi rasa kepedulian pada sesama yang ada hanya sifat sombong, congkak dan serakah.

Semoga saja hidup yang susah ini bisa kami terima dengan iklas sehingga menjadi berkat, dan yakin bahwa hidup itu seperti roda pedati yang selalu berputar. Kerajaan surga memang sulit bagi mereka yang masih menyembah pada harta duniawi.

Rabu, 09 Januari 2008

Menjadi Ibu Rumah Tangga, Bagaimanakah Rasanya?

Sejak kecil aku tidak pernah bercita-cita menjadi ibu rumah tangga, yang sering aku ucapkan adalah ingin menjadi orang yang sukses sehingga apapun keinginan kita bisa kita dapatkan. Itulah anak-anak, terlalu banyak berkhayal yang indah-indah. Seiring bertambahnya usia, aku ingin cepat bekerja dan menghasilkan uang. Mungkin ini bagian dari cita-cita masa kanak-kanak tadi. Melihat orang punya uang banyak terbayang apapun bisa dibeli.

Manusia hanya bisa berencana namun akhirnya kehendak Tuhanlah yang menentukan dan kita kadangkala selalu terbawa pada kejadian yang kurang disukai. Tidak sesuai dengan cita-cita. Tapi apa boleh buat kita hanya bisa mensyukuri apa yang sudah diterima.

Pada akhirnya aku menjadi seorang ibu rumah tangga penuh, dalam artian mengabdikan seluruhnya untuk keluarga.Meski aku sempat bekerja lebih dari 10 tahun sejak selepas dari Sekolah Menengah Atas. Aku tahu banyak orang meremehkan dan menganggap rendah seorang ibu rumah tangga, rasanya lebih gagah dan percaya diri menjadi wanita karir dengan pakaian resmi tidak berkutat dengan pekerjaan rumah yang harusnya jadi porsi pembantu.

Bila aku menjadi ibu rumah tangga ini bukan pilihan tapi satu keterpaksaan karena selalu terbentur masalah pembantu, masalah klasik. Menghadapi pembantu yang susah-susah gampang, dikerasi tidak kerasan terlalu baik malah seenaknya. Akhirnya karena cape hati saya terpaksa mengurus rumah dan anak-anak sendiri, sebab aku tidak mempunyai keluarga yang bisa diandalkan dan dimintai bantuan.

Awal menjadi ibu rumah tangga tentu saja amatlah tidak mudah.Bingung harus berbuat apa di rumah, menghadapi anak-anak yang rewel tambah senewen. Hidup rasanya kacau balau. Perlahan tapi pasti aku berusaha menyesuaikan diri dengan pekerjaan rumah dan anak-anak. Syukurlah semua sudah berjalan sangat normal sampai dengan saat ini.

Dari semua yang ku alami aku mengambil kesimpulan bahwa menjadi ibu saja sangat sulit apalagi dirangkap dengan kata rumah tangga, alias ibu rumah tangga..

Seorang ibu haruslah tahan banting terhadap segala kesulitan meskipun jatuh harus bisa bangkit lagi, karena ibu penyemangat keluarga. Anak-anak yang biasanya putus asa biasanya disemangati oleh ibu meskipun dalam hati ibu sendiri kadang juga kurang yakin. Tapi ibu harus terlihat tegar. Berusaha tetap tersenyum meskipun dalam hati menangis ketika mendengar keluh kesah anak-anak.

Seorang ibu juga harus bisa hidup hemat, pintar mengatur uang keluarga. Apalagi dalam situasi ekonomi seperti saat ini. Mendahulukan keperluan anak-anak, bersedia berkorban segala hal demi anak-anaknya.

Seorang ibu juga harus ringan tangan, melayani anak-anaknya apalagi di kala anak sakit. Yang paling repot dan bingung pastilah ibu. Seorang ibu pasti dengan sabar dan penuh kasih menjaga anak-anaknya tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Tapi bila ibu sakit ia haruslah bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Karena setiap hari ibu ada dirumah untuk keluarga, maka ketika ia sakit biasanya kurang mendapat perhatian dan pelayanan. Jadi ibu biasanya berusaha melayani dirinya sendiri dalam situasi seperti apapun.

Tidak ada yang tau berapa banyak air mata yang sudah dikeluarkan seorang ibu baik air mata kesedihan maupun air mata bahagia melihat anak-anaknya berhasil, atapun air mata kesepian karena beban yang ditanggung.

Jadi bagaimanakah rasanya menjadi seorang ibu rumah tangga? Menjadi ibu rumah tangga berarti menjadi ibu yang siaga lebih banyak waktu dirumah, tidak mencari nafkah tambahan. Tentu lebih berat lagi, terkurung oleh pekerjaan rumah yang monoton tidak bisa terlalu banyak beraktifitas untuk kesenangan pribadi. Bisa dibayangkan, sangat membosankan !

Pekerjaan ini bagaimanapun harus terima dengan lapang dada dan bangga oleh seorang ibu sebab tidak semua wanita bisa dan mau melakukannya. Lebih berat daripada pekerjaan di kantor. Mungkin itu pula yang dilakukan oleh ibu kita dulu yang kurang kita rasakan. Manusia memang selalu seperti ini, kalau tidak merasakannya sendiri kurang mengerti dan memahami.